Mengembangkan karakter anak melalui permainan tradisional
September 16, 2024 2024-09-16 11:43Mengembangkan karakter anak melalui permainan tradisional
Mengembangkan karakter anak melalui permainan tradisional
Mengembangkan karakter anak melalui permainan tradisional
Pembentukan karakter anak dapat dilakukan dalam bentuk permainan yang mengandung nilai-nilai pendidikan karakter, yang umumnya disebut game to do (belajar sambil melakukan) Sebab dalam bentuk permainan juga terdapat pendidikan seperti sportivitas, kerjasama tim, dan jiwa pejuang yaitu keberanian dan kejujuran.
Dinas Pendidikan Kabupaten Sumenep membidik kegiatan permainan tradisional yang sering dilakukan anak-anak pada zaman dahulu sebagai salah satu cara untuk mengimplementasikan pendidikan karakter pada anak Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sumenep Dr. H. TIDAK. Shadik, M.Si kepada wartawan, jadwal perlombaan yang akan diselenggarakan Dinas Pendidikan Sumenep minimal sebulan sekali akan memuat bentuk-bentuk permainan tradisional yang memiliki nilai kreatifitas karakter.
“Rencananya kami akan mengadakan lomba permainan tradisional anak sebulan sekali,” jelasnya, Rabu (3/1).
Menurut dia, sejumlah permainan tradisional sebaiknya ditetapkan sebagai kegiatan kompetitif. Seperti kegiatan Lomba Salodor dan Lompat Tali yang memuat nilai kenyamanan dan kekompakan, selain kebugaran olahraga, sangat diperlukan, begitu pula https://smabudimulia-jakarta.com/ ketangkasan dan kecerdasan dalam bertindak. Kedua permainan yang saat ini sepertinya sudah jarang dimainkan oleh anak-anak ini, memang perlu dimunculkan kembali karena layak dijadikan sebagai permainan tradisional yang menyenangkan, namun memiliki nilai pendidikan karakter.
Anak-anak harus dikenalkan dengan permainan tradisional
Pengenalan mainan tradisional pada anak memerlukan keseriusan agar tidak cepat rusak seiring berjalannya waktu. Salah satu solusinya adalah dengan memperkenalkan pembuatan mainan dari batang pisang, baik di lingkungan sekolah maupun di lingkungan keluarga Selain mudah ditemukan di lingkungan, bahan-bahannya pun tidak memakan banyak waktu.
“Perlu banyak waktu dan keseriusan agar anak-anak zaman sekarang tetap mengenal mainan tradisional, seperti memanfaatkan batang pisang untuk membuat mainan seperti pedang atau senjata,” kata Hastati, pemerhati permainan tradisional anak di Ngawen, Rabu (1). . /3). Menurutnya, bukan hanya buntut pisang saja yang bisa dimanfaatkan untuk membuat permainan dan mendorong kreativitas serta keterampilan anak dengan kearifan lokal.
“Seperti membuat boneka dari daun singkong, membuat ketawa dengan tongkat kayu atau lainnya. Bagi para orang tua, daripada membeli game PS atau Android, ada baiknya memperkenalkan permainan tradisional,” ujarnya.
Bahkan, kata dia, permainan tradisional juga tak kalah seru. Selain itu, tingkat keamanannya cukup aman karena terbuat dari batang pisang. Sementara itu, Mufti Mumtaz Maulana (10), siswa kelas 4 SDN 1 Ngawen, Kecamatan Ngawen, mengaku suka bermain-main dengan batang pisang. “Saya suka, saya pakai untuk main perang-perangan bersama teman-teman,” ujarnya. (MC Kab.Blora/Teguh/toeb).